SEPENGGAL CERITA DI BATAN ^.^




Pada kunjungan awal kami disuruh untuk meletakan semua barang-barang yang kami bawa dengan tujuan menghindari adanya radiasi, kemudian kami dibawa ke suatu ruangan serba guna lalu disambut oleh petugas BATAN setempat. Kemudian acara berlangsung dengan pembukaan dan penjelasan dari beberapa petugas  BATAN yang beberapa diantaranya merupakan rekan satu almamater dari dosen kami Ibu Ai Nurlaela. Kemudian pemandu acara menyampaikan tentang keselamatan dan tindakan apa saja yang harus dilakukan ketika ada kebocoran atau hal lain yang tidak diinginkan. Dalam pernyataan kebijakan keselamatan BATAN menyebutkan bahwa keselamatan adalah prioritas utama pada seluruh kegiatan sehingga mencapai nihil kecelakaan.

Bicara soal isu reaktor nuklir pasti tak jauh-jauh dari Korea Utara atau Irak. Berbagai isu seram juga kerap terdengar. Atau kisah seperti bocornya reaktor nuklir di Fukushima, Jepang dan ledakan Chernobyl kerap menjadi kisah horor akan bahaya nuklir. Nah, lepas dari soal kisah dari negara lain, kali ini soal reaktor nuklir di Indonesia, tepatnya di Serpong, Tangerang. Sudah sejak tahun 1980-an reaktor ini ada. Reaktor ini dibangun di era Menristek Habibie, dan menggunakan teknologi Jerman dalam prosesnya.

Reaktor nuklir ini ada di komplek Badan Tenaga Nuklir Nasional di Serpong. Di lahan puluhan hektar itu ada satu gedung yang menjadi tempat reaktor nuklir namanya reaktor GA Siwabessy. Sebelum masuk, saya dan teman-teman lainnya tidak diperbolehkan membawa kamera, HP, atau perekam. Staf dari BATAN kemudian memberi penjelasan soal reaktor nuklir.
“Ini dibangun tahun 80-an, di sini tidak usah khawatir soal radiasi. Kami menerapkan prosedur yang ketat,” jelas staf dari BATAN tersebut

Ia menjelaskan soal proses pengolahan uranium dan prosedur keamanan. Reaktor nuklir ini menghasilkan listrik 30 megawatt, tetapi tak digunakan. Hasil pengolahan nuklir di Serpong lebih digunakan untuk kesehatan, berupa isotop yang digunakan untuk pengobatan kanker.
Kemudian, sebelum masuk melihat reaktor, rombongan wartawan diminta memakai baju seragam serta alas sepatu. Tak lama naik ke lantai tiga menggunakan lift. Ada dua lapis pintu tebal sebelum masuk ke ruangan reaktor.

“Di ruangan ini harus dingin,” terangnya.
Setelah masuk melewati pintu dari baja yang tebal, sampailah di ruangan  yang cukup dingin. Di ruangan itu ada kolam dan di dalam kolam ada alat reaktor yang mengolah uranium.
“Di sini ada uranium 10 Kg. Itu lihat airnya berwarna biru, itu pancaran proses dari uranium,” tambah staf dari BATAN tersebut. Uranium itu diproses sekitar 10 tahun sebelum kemudian diganti. Indonesia membeli dari sejumlah negara antara lain AS, Prancis, dan Rusia. “Setelah diproses setelah selesai dan tak dipakai lagi uraniumnya dikembalikan ke negara asal,” tambahnya.

Soal kerisauan akan kebocoran dan gempa, staf BATAN meminta tak perlu khawatir. Lokasi dibuat dengan teknologi yang aman dan tahan goncangan. Lalu apa bedanya dengan reaktor di negara-negara lain menggunakan nuklir? “Kalau mereka memakai ribuan Kg uranium, di kita hanya 10 Kg saja dan digunakan untuk kesehatan. Kalau di negara lain digunakan untuk macam-macam,” tutur dia. Setelah 20 menit di dalam ruangan reaktor yang dingin, kami diajak keluar. Namun sebelum keluar diperiksa di sebuah alat apakah terkontaminasi radiasi atau tidak. “Bila mesin menyala merah maka ada terkena radiasi, tapi semua aman kan hijau semua,”

Pada kunjungan ilmiah pada kali ini kami bayak sekali mendapatkan ilmu pengetahuan baru mengenai nuklir. Bahwa BATAN tidak hanya bergerak  pada penelitian dan pengembangan energy nuklir saja, tetapi juga melakukan aplikasi teknik nuklir untuk kesejaterahan masyarakat, baik di bidang kesehatan, peternakan, pertanian dan industri. Akan tetapi BATAN belum “diizinkan” untuk memproduksi nuklir untuk tingkat yang lebih tinggi dikarenakan bahaya radiasi nuklir yang sangat berbahaya.

Video perjalanan di BATAN :







Posting Komentar

4 Komentar

  1. bagaimana ya mengenai pengelolaan limbah nuklir?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Limbah radioaktif adalah jenis limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida pada konsentrasi atau aktivitas yang melebihi batas yang diijinkan (Clearance level) yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir. engertian limbah radioaktif yang lain mendefinisikan sebagai zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan/atau bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif dan sudah tidak dapat difungsikan/dimanfaatkan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.

      Hapus
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)